Rabu, 28 November 2012

Perubahan Dan Perkembangan Organisasi

Faktor-Faktor Perubahan Organisasi

Sebuah perubahan dan pengembangan bisa terjadi pada apapun dan siapapun tidak terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari namun harus dihadapi. Faktor perubahan dapat terjadi karena 2 faktor, antara lain :
  • Faktor Internal, yaitu segala keseluruhan faktor yang ada didalam organisasi dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi, atau bisa juga penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber. Masalah yang sering timbul berkaitan dengan hubungan antar sesama anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggotannya. Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Masalah yang timbul dapat menyangkut masalah sistem kerjasamanya dan dapat pula mengenai perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerjasama yang terlalu birokratis atau sebaliknya pun dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. Sistem birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggotanya menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas akan menurun, demikian pula sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan. Faktor-faktor dari Faktor Internal antara lain :
a. Perubahan kebijakan disuatu lingkungan.
b. Perubahan tujuan.
c. Perluasan wilayah operasi tujuan.
d. Volume kegiatan bertambah banyak.
e. Sikap & perilaku dari para anggota organisasi.
  • Faktor Eksternal, yaitu segala keseluruhan faktor yang ada diluar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi atau bisa juga penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi ini bersifat responsif terhadap perubahan yang terjadi dilingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan yang besar tanpa adanya suatu dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Faktor-faktor dari Faktor Eksternal yaitu :
a. Politik.
b. Hukum.
c. Kebudayaan.
d. Perkembangan teknologi.
e. SDA.
f. Demografi.
g. Sosiologi.
h. Ekonomi.


Proses Perubahan 

Perubahan merupakan suatu proses yang amat rumit dan untuk bekerja secara efektif dengan lingkungan terutama dengan orang-orang yang ada disekitar kita, maka penting sekali untuk dapat memahami beberapa karakteristik yang berkaitan dengan proses perubahan ini. Bila kita dapat memahami proses perubahan, maka dalam hal pengambilan keputusan akan lebih didasarkan pada informasi tentang bagaimana membantu seseorang atau orang lain dan mengurangi frustasi pada diri. Dalam suatu proses perubahan, juga terdapat karakteristiknya. Dan berikut ini merupakan beberapa karakteristik perubahannya, antara lain sebagai berikut :
  • Dibutuhkan waktu yang lama untuk mempromosikan perubahan diumum. Dalam hal ini, waktu sangatlah penting dalam terwujudnya suatu proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang.
  • Untuk berubah, seseorang membutuhkan motivasi, kemauan, dukungan, serta tekanan (Pressure) yang sama. Penekanan dilakukan untuk merubah suatu kebiasaan yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan tanpa dukungan, justru hanya akan menghasilkan frustasi dan bukan peningkatan. Tekanan yang disertai dukungan akan menghasilkan perubahan.
  • Perubahan bukan hal yang linier (lurus). Melakukan suatu perubahan, merupakan hal yang mudah, namun tak mudah. Dalam melakukannya membutuhkan faktor lain, dan itu harus sejalan dengan apa yang diinginkan.
  • Tidak semua orang bereaksi pada suatu inovasi. Dalam hal ini, tidak semua orang dapat memasukkan dirinya dalam suatu proses dengan mudah. Pastilah membutuhkan usaha yang cukup keras untuk melakukan sebuah inovasi.


Ciri-Ciri Pengembangan Sosial

Suatu strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi yang baru, pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai seperti berikut :
  • Merupakan strategi yang terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, memiliki sasaran yang jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
  • Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi nantinya.
  • Menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam suatu organisasi.
  • Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
  • Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral disuasana yang utuh.
  • Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (Learning Organization), yang secara sederhana dapat diartikan juga sebagai organisasi yang secara terus menerus akan melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan yang lebih baik lagi, memanfaatkan teknologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan dilingkungannnya yang akan selalu berubah-ubah.


Metode Pengembangan Organisasi

Ada berbagai teknik yang dirancang oleh para ahli, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar individu maupun antar kelompok dalam suatu organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan itu antara lain :
  • Sensitivity Training, merupakan teknik yang pertama diperkenalkan dan dulu teknik ini paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok T (singkatan T = Training) yang masing masing terdiri atas 6-10 peserta, pemimpin kelompok membimbing peserta meningkatkan kepekaan (Sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubungan antar pribadi.
  • Team Building, yaitu pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan setiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik Team Building ini sangat membantu untuk meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
  • Survey FeedBack, yaitu teknik yang dimana tiap pesertanya diminta untuk menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survey ini diumpanbalikkan kepada setiap peserta, termasuk pada para penyedia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang akan mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
  • Transcational Analysis (TA), yaitu teknik yang berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar individu. Teknik ini mengajarkan tentang cara menyampaikan pesan yang jelas serta bertanggungjawab, dan juga cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. Teknik ini dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan cara berkomunikasi yang buruk dan menyesatkan.
  • Intergroup Activities, yaitu teknik yang berfokus pada peningkatan hubungan baik antar kelompok. Ketergantungan antar kelompok , yang membentuksuatu  kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Teknik ini dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
  • Proses Consultation, yaitu teknik yang dimana konsultannnya mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpanbalik kepada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
  • Grip, yaitu teknik yang didasarkan pada konsep manajerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
  • Third Party PeaceMaking, yaitu didalam menerapkan teknik ini konsultan berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara untuk menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar individu dan kelompok.

Sumber :

  • http://honeyzharratih.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-perubahan-dan.html
  • http://rosdianya.wordpress.com/2011/12/20/proses-perubahan/
  • http://earthlovesun.blogspot.com/2011/12/ciri-ciri-pengembangan-organisasi-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar