Rabu, 28 November 2012

Perubahan Dan Perkembangan Organisasi

Faktor-Faktor Perubahan Organisasi

Sebuah perubahan dan pengembangan bisa terjadi pada apapun dan siapapun tidak terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari namun harus dihadapi. Faktor perubahan dapat terjadi karena 2 faktor, antara lain :
  • Faktor Internal, yaitu segala keseluruhan faktor yang ada didalam organisasi dimana faktor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi, atau bisa juga penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai sumber. Masalah yang sering timbul berkaitan dengan hubungan antar sesama anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggotannya. Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Masalah yang timbul dapat menyangkut masalah sistem kerjasamanya dan dapat pula mengenai perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerjasama yang terlalu birokratis atau sebaliknya pun dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi tidak efisien. Sistem birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggotanya menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada gilirannya produktivitas akan menurun, demikian pula sebaliknya. Perubahan yang harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan. Faktor-faktor dari Faktor Internal antara lain :
a. Perubahan kebijakan disuatu lingkungan.
b. Perubahan tujuan.
c. Perluasan wilayah operasi tujuan.
d. Volume kegiatan bertambah banyak.
e. Sikap & perilaku dari para anggota organisasi.
  • Faktor Eksternal, yaitu segala keseluruhan faktor yang ada diluar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi atau bisa juga penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi ini bersifat responsif terhadap perubahan yang terjadi dilingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan yang besar tanpa adanya suatu dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu. Faktor-faktor dari Faktor Eksternal yaitu :
a. Politik.
b. Hukum.
c. Kebudayaan.
d. Perkembangan teknologi.
e. SDA.
f. Demografi.
g. Sosiologi.
h. Ekonomi.


Proses Perubahan 

Perubahan merupakan suatu proses yang amat rumit dan untuk bekerja secara efektif dengan lingkungan terutama dengan orang-orang yang ada disekitar kita, maka penting sekali untuk dapat memahami beberapa karakteristik yang berkaitan dengan proses perubahan ini. Bila kita dapat memahami proses perubahan, maka dalam hal pengambilan keputusan akan lebih didasarkan pada informasi tentang bagaimana membantu seseorang atau orang lain dan mengurangi frustasi pada diri. Dalam suatu proses perubahan, juga terdapat karakteristiknya. Dan berikut ini merupakan beberapa karakteristik perubahannya, antara lain sebagai berikut :
  • Dibutuhkan waktu yang lama untuk mempromosikan perubahan diumum. Dalam hal ini, waktu sangatlah penting dalam terwujudnya suatu proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang.
  • Untuk berubah, seseorang membutuhkan motivasi, kemauan, dukungan, serta tekanan (Pressure) yang sama. Penekanan dilakukan untuk merubah suatu kebiasaan yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan tanpa dukungan, justru hanya akan menghasilkan frustasi dan bukan peningkatan. Tekanan yang disertai dukungan akan menghasilkan perubahan.
  • Perubahan bukan hal yang linier (lurus). Melakukan suatu perubahan, merupakan hal yang mudah, namun tak mudah. Dalam melakukannya membutuhkan faktor lain, dan itu harus sejalan dengan apa yang diinginkan.
  • Tidak semua orang bereaksi pada suatu inovasi. Dalam hal ini, tidak semua orang dapat memasukkan dirinya dalam suatu proses dengan mudah. Pastilah membutuhkan usaha yang cukup keras untuk melakukan sebuah inovasi.


Ciri-Ciri Pengembangan Sosial

Suatu strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi yang baru, pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai seperti berikut :
  • Merupakan strategi yang terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, memiliki sasaran yang jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
  • Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi nantinya.
  • Menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam suatu organisasi.
  • Mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
  • Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral disuasana yang utuh.
  • Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (Learning Organization), yang secara sederhana dapat diartikan juga sebagai organisasi yang secara terus menerus akan melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan yang lebih baik lagi, memanfaatkan teknologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area belajarnya agar mampu bertahan dilingkungannnya yang akan selalu berubah-ubah.


Metode Pengembangan Organisasi

Ada berbagai teknik yang dirancang oleh para ahli, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif, antar individu maupun antar kelompok dalam suatu organisasi. Beberapa teknik yang sering digunakan itu antara lain :
  • Sensitivity Training, merupakan teknik yang pertama diperkenalkan dan dulu teknik ini paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok T (singkatan T = Training) yang masing masing terdiri atas 6-10 peserta, pemimpin kelompok membimbing peserta meningkatkan kepekaan (Sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubungan antar pribadi.
  • Team Building, yaitu pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan setiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik Team Building ini sangat membantu untuk meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
  • Survey FeedBack, yaitu teknik yang dimana tiap pesertanya diminta untuk menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil survey ini diumpanbalikkan kepada setiap peserta, termasuk pada para penyedia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang akan mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
  • Transcational Analysis (TA), yaitu teknik yang berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar individu. Teknik ini mengajarkan tentang cara menyampaikan pesan yang jelas serta bertanggungjawab, dan juga cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. Teknik ini dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan cara berkomunikasi yang buruk dan menyesatkan.
  • Intergroup Activities, yaitu teknik yang berfokus pada peningkatan hubungan baik antar kelompok. Ketergantungan antar kelompok , yang membentuksuatu  kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Teknik ini dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
  • Proses Consultation, yaitu teknik yang dimana konsultannnya mengamati komunikasi , pola pengambilan keputusan , gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpanbalik kepada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan tindakan koreksi.
  • Grip, yaitu teknik yang didasarkan pada konsep manajerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
  • Third Party PeaceMaking, yaitu didalam menerapkan teknik ini konsultan berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara untuk menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar individu dan kelompok.

Sumber :

  • http://honeyzharratih.blogspot.com/2012/01/faktor-faktor-perubahan-dan.html
  • http://rosdianya.wordpress.com/2011/12/20/proses-perubahan/
  • http://earthlovesun.blogspot.com/2011/12/ciri-ciri-pengembangan-organisasi-dan.html

Jumat, 23 November 2012

Komunikasi Dalam Organisasi

Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata Latin, yaitu Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lainnya dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama. Komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Ada beberapa definisi komunikasi menurut beberapa ahli, antara lain :
  • Komunikasi yaitu suatu kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
  • Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari 1 orang ke orang lainnya (Davis, 1981).
  • Komunikasi adalah usaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W).
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang 1 dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi yaitu tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (Mutual Understanding). Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.


Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam proses komunikasi ada 3 unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Apabila salah 1 unsur tidak ada, maka komunikasi itu tidak akan pernah terjadi . Dengan demikian, setiap unsur yang ada dalam komunikasi tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan antara 1 dengan yang lainnya. Artinya, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut. Unsur-unsur dari komunikasi itu antara lain :
  • Komunikator/Pengirim (Sender), merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok, atau organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggungjawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik atau tidak. Maka dari itu, seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan secara baik dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana cara menyampaikannya dengan baik dan jelas nantinya.
  • Komunikan/Penerima (Receiver), merupakan si penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggungjawab untuk dapat mengerti apa isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna.
  • Saluran/Media (Channel), merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan dan begitu pula sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photocopy, e-mail, sandi morse, sms, dan lain sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.


Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi

Komunikasi dalam organisasi sangatlah penting karena dengan adanya suatu komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka dari itu untuk membina suatu hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan-bawahan diperlukan pembicaraan komunikasi secara lebih terperinci. Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (Sender) maupun si penerima berita (Receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak bisa asal-asalan atau diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan pemilihan, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuannnya, serta visi, misi suatu organisasi. Akan tetapi dalam prakteknya, proses komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang agak tidak mudah untuk dijalankan. Tahapan-tahapan itu antara lain sebagai berikut :
  • Ide atau Gagasan (Pengirim Pesan/Sender), yaitu orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami dan dimengerti oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkan si pengirim tersebut. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh si pengirim pesan. Pesan dapat Verbal atau NonVerbal dan pesan akan efektif apabila diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan dapat berupa suatu informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan lain sebagainya.
  • Penyaluran (Transmitting), yaitu tahap dimana si pengirim pesan membuat kode,simbol,isyarat sehingga pesannya dapat dipahami atau dimengerti oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan isi pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan ke arah tertentu.
  • Tindakan, yaitu perbuatan setelah pesan dimengerti oleh si penerima, maka si penerima dapat melakukan sesuatu sesuai dengan pesan yang disampaikan, misalnya melaksanakan perintah dari si pengirim pesan tersebut.
  • Pengertian, yaitu tindakan setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan lain sebagainya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbol,kode,isyarat dari pesan tersebut sehingga dapat dimengerti dan dipahami.
  • Penerimaan, yaitu penerimaan ini diterima oleh si penerima pesan. Penerima pesan tersebut harus dapat memahami isi pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa mengurangi arti dari pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim tersebut.
  • Umpan Balik (FeedBack), yaitu isyarat atau tanggapan yang berisi kesan-kesan dari penerima pesan dalam bentuk Verbal maupun NonVerbal. Tanpa FeedBack ini seorang pengirim pesan tidak akan pernah tahu dampak dari pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi seorang manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. FeedBack dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. FeedBack yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan FeedBack langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. FeedBack yang diberikan oleh orang lain didapatkan dari pengamatan pemberi FeedBack terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi FeedBack menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. FeedBack bermanfaat untuk memberikan suatu informasi atau saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan rasa kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga FeedBack dapat memperjelas suatu persepsi.


Hambatan-Hambatan Komunikasi

Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya suatu proses komunikasi, sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima serta dimengerti dengan baik dan jelas oleh si penerima pesan. Hambatan-hambatan itu antara lain sebagai berikut :
1. Hambatan Dari Proses Komunikasi
  • Hambatan Dari Si Pengirim Pesan. Misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi yang sedang emosional.
  • Hambatan Dalam Penyandian/Simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari 1, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit sehingga terjadilah kesalahpahaman.
  • Hambatan Media, yaitu hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan isi pesan.
  • Hambatan Dalam Bahasa Sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima pesan.
  • Hambatan Dari Penerima Pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
  • Hambatan Dalam Memberikan FeedBack. FeedBack yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan lain sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain-lain. Misalnya seperti gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan lain sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara si pemberi pesan dengan si penerima pesan. Misalnya adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun internasional, dll), adanya istilah-istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dan lain sebagainya
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara si pengirim dan si penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari si pengirim maupun si penerima pesan yang hendak akan disampaikan.
5. Hambatan Manusiawi
Hambatan ini terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dan lain sebagainya.
Adapun beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain :
  • Gunakan FeedBack. Beri kesempatan pada orang-orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta 2 iklim komunikasi 2 arah.
  • Kenali Si Penerima Berita. Kenalilah bagaimana latar belakang pendidikannya, bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan, dan sejauh mana minat dan perasaannya.
  • Rencanakan Secara Teliti. Pertimbangkanlah baik-baik apa, mengapa, siapa, bagaimana, dan kapan.


Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi

Dibawah ini adalah beberapa pengklasifikasian komunikasi dalam organisasi yang ditinjau atau dilihat dari beberapa segi, antara lain : 
1.Dari segi sifatnya, yaitu ada :
  • Komunikasi Lisan. Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.
  • Komunikasi Tertulis. Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami serta mengerti maksud dan tujuan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak langsung, maksudnya apabila komunikan tidak paham dengan materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu FeedBack secara langsung. Namun dengan berkembangnya teknologi pada saat ini, meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun FeedBack dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.
  • Komunikasi Verbal, yaitu komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Komunikasi Verbal meliputi aspek-aspek berupa pemilihan kata-kata (Vocabulary), kecepatan dalam komunikasi (Racing), intonasi suara yang pas, humor, singkat dan jelas,   serta waktu yang tepat (Timing).
  • Komunikasi NonVerbal, yaitu penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi NonVerbal memberikan arti pada komunikasi Verbal atau bisa juga proses komunikasi yang dimana pesan disampaikan dengan menggunakan kode, isyarat, dan lain sebagainya. Komunikasi NonVerbal meliputi ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, postur tubuh, gaya berjalan, suara, dan gerak.
 2. Dari segi keresmiannya, yaitu ada :
  • Komunikasi Formal, yaitu komunikasi yang berlangsung secara resmi.
  • Komunikasi Informal, yaitu komunikasi yang berlangsung secara tidak resmi.
3. Dari segi arahnya, yaitu ada :
  • Komunikasi Ke Bawah. Mengalir dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk instruksi, memo resmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan lain sebagainya.
  • Komunikasi Ke Atas. Bagian ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan komunikasi ke bawah. Berbeda dengan komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak suara, pertemuan kelompok, pengaduan, dan lain sebagainya.
  • Komunikasi Horizontal. Merupakan pertimbangan utama dalam desain organisasi, namun organisasi yang efektif memerlukan juga komunikasi Horizontal yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dari beranekaragam fungsi keorganisasian. Misalnya, komunikasi antar produksi dan pemasaran dalam organisasi bisnis, dan lain sebagainya.
  • Komunikasi Diagonal. Merupakan jalur komunikasi yang paling jarang digunakan, komunikasi Diagonal penting dalam situasi ketika para anggotanya tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini. 

Sumber :


Jumat, 16 November 2012

Proses Organisasi

Proses Mempengaruhi

Dalam organisasi tentunya terdapat proses-proses yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Proses mempengaruhi pengambilan keputusan dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasi. Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik maupun tidak baik,yang dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku serta kebiasaan, baik itu individu atau kelompok. Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antara lain adalah sebagai berikut :
  • Orang yang mempengaruhi.
  • Metode yang digunakan untuk mempengaruhi.
  • Orang yang dipengaruhi.
Ada beberapa metode mempengaruhi, yaitu :
  • Kekuatan Fisik. Metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam upaya mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
  • Penggunaan Sanksi. Metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
  • Keahlian. Metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
  • Kharisma (Daya Tarik). Pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan, antara lain :
  • Antar perseorangan.
  • Kelompok dengan seseorang.
  • Seseorang dengan kelompok.
Analisis French-Raven mendefinisikan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan). French-Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan, antara lain :
  • Kekuasaan Balas Jasa.
  • Kekuasaan Paksaan.
  • Kekuasaan Sah.
  • Kekuasaan Ahli.
  • Kekuasaan Panutan. 


Proses Pengambilan Keputusan

Yaitu kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :
  • Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion). Biasanya metode ini sering kali dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. Mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
  • Pendapat Ahli (Expert Opinion). Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, teknologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkompeten dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
  • Kewenangan Setelah Diskusi (Authority Rule After Discussion). Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini dibanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari 1 anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lain.
  • Kesepakatan (Consensus). Dalam metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibandingkan metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai bergantung pada faktor :
  • Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan dengan baik.
  • Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok.
  • Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Beberapa konsep pengambilan keputusan, yaitu:
  • Identifikasi dan diagnosis masalah.
  • Pengumpulan dan analisis data yang relevan.
  • Pengembangan dan evaluasi alternatif.
  • Pemilihan alternatif yang terbaik.
  • Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil -hasil.
Tipe–tipe keputusan manajemen, antara lain :
  • Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi.
  • Kepusan-keputusan pribadi dan strategi.
  • Keputusan-keputusan dasar dan rutin.
Pengambilan Keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai alternatif pilihan yang tersedia. Seseorang terkadang dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan) dari berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena berdampak pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Seorang pimpinan produksi memutuskan untuk mengurangi produksi di saat kondisi perekonomian sedang buruk, seorang jenderal memutuskan untuk melakukan serangan mendadak karena tahu bahwa musuh sedang tidak sedang siap dan siaga. Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa teknik-teknik pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :
A. Teknik Kreatif 
  • Brainstorming. Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
  • Synectics. Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningkatkan keluaran (Output) kreatif individual dan kelompok.
B. Teknik Partisipatif
     Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
C. Teknik Modern 
  • Teknik Delphi. Pertama kali dikembangkan oleh N. C. Dalkey, Helmer, dan rekan-rekannya pada tahun 1950an dan 1960an dalam Rand Corporation, yang pada saat sekarang terkenal sebagai suatu teknik untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan yang mengandung risiko dan ketidakpastian, misal Forecasting jangka panjang. Teknik Delphi termasuk ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik. Teknik Delphi yang didasarkan pada sebuah proses terstruktur untuk mengumpulkan dan membawa pengetahuan dari sekelompok ahli dengan cara serangkaian kuesioner maupun yang dikontrol dengan pendapat umpan balik (Adler dan Ziglio, 1996). Menurut Helmer (1977), Delphi merupakan perangkat komunikasi yang berguna di antara sekelompok ahli sehingga memudahkan pembentukan kelompok itu. Teknik Delphi merupakan latihan dalam kelompok komunikasi antara panel secara geografis ahli (Adler dan Ziglio, 1996) yang memungkinkan para ahli teknik sistematis untuk menangani masalah kompleks dengan suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri dari serangkaian kuesioner dikirim baik lewat mail atau melalui sistem komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk mendapat tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh pra-ahli. Partisipan untuk teknik Delphi tidak saling kenal satu sama lain. Biasanya secara fisik berjauhan dan tidak saling bertemu. Semua komunikasi antar partisipan dengan cara kuesioner dan umpan balik dari pemantau seorang Staf.
  • Teknik Kelompok Nominal (TKN). Merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding dengan teknik sumbang saran. Teknik ini dikembangkan oleh Dellbecq dan Van de Ven pada tahun 1968 (Delbecq, Et All. 1975), yang dimaksudkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian dan ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan keluar penyelesaian yang terbaik. Teknik kelompok nominal adalah proses terstruktur ini mengharuskan anggota kelompok menulis gagasan atau ide secara perseorangan, kemudian melaporkannya kepada kelompok (Departemen Dalam Negeri). Teknik mengurangi adanya penyesuaian sementara memaksimalkan partisipasi. Bentuk pembuatan keputusan ini adalah proses mengulangi pernyataan yang meminimisir penyesuaian (Conformity) dan menggerakkan peserta untuk mengambil keputusan yang dapat mereka dukung.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik pengambilan keputusan sangat diperlukan agar dapat mengatur jalannya diskusi pada kelompok dalam menerima opini maupun saran dari kelompok yang lain. Misalnya teknik sumbang saran dalam hal kebebasan untuk menyampaikan ide karena tidak ada kekhawatiran untuk dikritik atau dihentikan sebelum selesai berbicara didalam diskusi kelompok. Sedangkan teknik kelompok nominal dipergunakan untuk mengidentifikasi keberatan-keberatan bahwa anggota kelompok mempunyai masalah yang mungkin dapat dibicarakan atau dengan kata lain teknik ini dipergunakan untuk mengidentifikasi kriteria dan halangan-halangan dimana anggota- anggota kelompok akan mempergunakan untuk mengevaluasi situasi itu. Oleh karena itu, didalam diskusi kelompok sangat memerlukan kedua teknik tersebut agar mengetahui tingkat kreativitas baik dari kelompok itu sendiri maupun kelompok lain yang memberikan opini. Selain itu, suatu permasalahan tidak akan mendapatkan jalan keluar jika tidak ada pendapat atau opini untuk memecahkannya. Dalam hal ini setiap orang dapat berkesempatan untuk mengeluarkan kreativitasnya melalui informasi-informasi yang ditampung khususnya dalam forum diskusi kelompok.

Sumber :






Kamis, 15 November 2012

Konflik Organisasi

Pengertian Konflik

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Konflik adalah percekcokkan, perselisihan, atau pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu Configure yang berarti Saling Memukul. Secara Sosiologis konflik dapat diartikan sebagai proses sosial antara 2 orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa para ahli, antara lain sebagai berikut :
  • Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara 2 pihak atau lebih secara berterusan.
  • Menurut Gibson, Et Al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri–sendiri dan tidak bekerja sama satu dengan yang lainnya.
  • Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik didalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
  • Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk interaktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
  • Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara 2 atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
  • Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya 1 pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap Konflik tersebut. Atau, 1 pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
  • Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara 2 atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
  • Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
  • Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers, 1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
  • Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda–beda (Devito, 1995:381).

Jenis Dan Sumber Konflik

Ada 5 jenis konflik dalam kehidupan organisasi, antara lain sebagai berikut :
  • Konflik dalam diri individu,yaitu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki 2 keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
  • Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara 2 orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
  • Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
  • Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
  • Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
Setelah mengetahui mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena faktor dibawah ini, yaitu :
  • Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
  • Saling ketergantungan tugas.
  • Ketergantungan satu arah.
  • Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
  • Distorsi komunikasi.
  • Tidak ada pedoman.
  • Aturan yang kurang jelas.
  • Kurang transparannya beberapa hal.


Strategi Penyelesaian Konflik

Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam 2 dimensi ialah kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik, antara lain :
  • Menghindar. Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi agar dapat menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”.
  • Mengakomodasi. Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain ditempat yang pertama.
  • Kompetisi. Gunakan metode ini jika anda percaya diri bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin saja bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
  • Kompromi/Negosiasi. Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
  • Memecahkan Masalah/Kolaborasi. Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu dengan yang lainnya.
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingkat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang lebih optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara seperti berikut :
  • Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif diantara 2 atau lebih unit kerja yang dapat dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
  • Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari 2 atau lebih unit kerja.
  • Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti menambah fasilitas kerja, tenaga kerja serta anggaran sehingga dapat mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
  • Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah secara bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
  • Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan yang tepat.
  • Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
  • Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan 1 dengan yang lainnya sehingga dapat mempermudah kerjasama.
  • Me-Redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan Acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
Ada 3 metode penyelesaian konflik yang umum sering digunakan, yaitu Dominasi atau Penekanan, Kompromi, dan Pemecahan Masalah IntegratifDominasi atau Penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
  • Kekerasan (Forcing), yaitu cara yang bersifat penekanan otokratik.
  • Penenangan (Smoothing), merupakan cara yang lebih diplomatis.
  • Penghindaran (Avoidance), yaitu dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas.
  • Aturan Mayoritas (Majority Rule), yaitu cara yang mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (Voting) melalui prosedur yang adil.
  • Kompromi, yaitu cara dimana manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai.


Motivasi

Kata “Motiv” muncul terlebih dahulu sebelum kata “Motivasi’. Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapan dan kesiagaan). Yang berawal dari kata “Motiv” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif pada saat-saat tertentu terutama apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Sujono Trimo memberikan Pengertian Motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam perilaku individu dalam perilaku individu baik yang akan menentukan arah maupun daya tahan (Perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula unsur-unsur emosional Insane yang bersangkutan. Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa Motivasi  Secara Etimologi adalah dorongan atau daya penggerak yang ada daya penggerak yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan pengertian Motivasi Secara Terminonologi menurut  beberapa para ahli adalah sebagai berikut :
  • Menurut Sartain, motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (Goal) atau perangsang. 
  • Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan 3 hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (Motiving States), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior). 
  • Menurut Fredrick J. McDonal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan. 
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh faktor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi dipandang dari segi tujuannya, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.

Para ahli psikologi berusaha menggolongkan Motivasi yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan, antara lain :
  • Amir Dien Indra Kusuma dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan” membagi motivasi menjadi 2 bagian, yaitu Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, dan Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi dari luar anak. 
  • Sudarman AM mengemukakan bahwa Motivasi Intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 
  • Sumadi Suryabrata, menjelaskan bahwa Motivasi Intrinsik itu adalah motiv-motiv yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. 
Sedangkan definisi dari Motivasi Instrinsik menurut pendapat lain tentang motivasi adalah tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dipahami bahwa Motivasi Ekstrinsik pada hakekatnya adalah dorongan yang berasal dari luar diri seseorang. Motivasi Ekstrinsik yang positif seperti ganjaran, pujian, hadiah dan lain sebagainya yang dapat merangsang kegiatan anak untuk giat belajar.


Teori Motivasi

Ada beberapa teori tentang motivasi dari beberapa para ahli, antara lain sebagai berikut :
A. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara 1 kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi, maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku yang kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi, maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa kepuasannya. Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya. Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :
  • Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernafas, seksual, dll. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar manusia.
  • Kebutuhan Rasa Aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
  • Kebutuhan Untuk Rasa Memiliki (Sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
  • Kebutuhan Akan Harga Diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.
  • Kebutuhan Untuk Mengaktualisasikan Diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi diri. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu.
B. Teori Keadilan. Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak yang adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
C. Teori X dan YDouglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negatif disebut Teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut Teori Y (Robbins, 2007). McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
D. Teori 2 Faktor Herzberg. Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bisa sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan Motivator Intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor Ekstrinsik. Faktor-faktor Ekstrinsik (Konteks Pekerjaan) meliputi : 
  • Upah.
  • Kondisi kerja.
  • Keamanan kerja .
  • Status.
  • Prosedur perusahaan.
  • Mutu penyeliaan.
  • Mutu hubungan interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan.
Keberadaan kondisi-kondisi ini terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”Tidak Ada Kepuasan”, kondisi Ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor Hygiene. Faktor Intrinsik meliputi :
  • Pencapaian prestasi.
  • Pengakuan.
  • Tanggung Jawab.
  • Kemajuan.
  • Pekerjaan itu sendiri.
  • Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh karena itu, faktor Ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.
E. Teori Kebutuhan McClelland. Dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada 3 kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
  • Kebutuhan Pencapaian (Need For Achievement), yaitu dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
  • Kebutuhan Akan Kekuatan (Need For Power), yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
  • Kebutuhan Hubungan (Need For Affiliation), yaitu hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat Internal maupun Eksternal. Termasuk pada faktor Internal adalah :
  • Persepsi seseorang mengenai diri sendiri.
  • Harga diri.
  • Harapan pribadi.
  • Kebutuhan.
  • Keinginan.
  • Kepuasan kerja.
  • Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor Eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
  • Jenis dan sifat pekerjaan.
  • Kelompok kerja dimana seseorang bergabung.
  • Organisasi tempat bekerja.
  • Situasi lingkungan pada umumnya.
  • Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Selasa, 13 November 2012

Organisasi

Tipe Atau Bentuk Organisasi

Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
A. Line Organization. Diciptakan oleh Henry Fayol, adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan Organisasi Militer. Organisasi ini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya seperti perbengkelan, kedai nasi, warteg, rukun tetangga, dll. Organisasi memiliki  beberapa ciri-ciri, yaitu :
  • Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang.
  • Jumlah karyawan relatif lebih sedikit.
  • Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi.
  • Belum terdapat spesialisasi.
  • Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggungjawab penuh atas segala bidang pekerjaannya.
  • Struktur organisasi sederhana dan stabil.
  • Organisasi tipe ini biasanya organisasi kecil.
  • Disiplin mudah dipelihara atau dipertahankan.
Adapun keuntungan-keuntungan dari penggunaan organisasi tipe ini, antara lain :
  • Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik.
  • Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara atau dipertahankan.
  • Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
  • Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan dengan cepat.
  • Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan secara langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan baik.
  • Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi.
  • Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat.
  • Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
  • Adanya penghematan biaya.
  • Pengawasan berjalan efektif.
Bentuk organisasi ini juga punya kelemahan, yaitu :
  • Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi.
  • Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri.
  • Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku atau tidak fleksibel.
  • Kesempatan pegawai untuk lebih berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri.
  • Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.
  • Kurang tersedianya staf ahli.
B. Line & Staff Organization, merupakan kombinasi dari Line Organization, asas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana para staff itu berperan memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran, data informasi yang dibutuhkan, dll. Berikut ini ada beberapa ciri-ciri dari bentuk organisasi ini,yaitu :
  • Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
  • Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff.
  • Terdapat 2 kelompok wewenang, yaitu lini dan staff.
  • Jumlah karyawan banyak.
  • Organisasi besar, bersifat komplek.
  • Adanya spesialisasi.
Keuntungan dari penggunaan bentuk organisasi ini adalah :
  • Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
  • Adanya tugas yang jelas antara pimpinan staff dan pelaksana.
  • Tipe organisasi ini fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
  • Pengambilan keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan atau sumbangan pemikiran dari para staff.
  • Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
  • Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya.
  • Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
  • Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.
Kelemahan dari penggunaan bentuk organisasi ini adalah :
  • Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat.
  • Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal.
  • Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang paling penting.
  • Pimpinan lini mengabaikan advis staff.
  • Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar.
  • Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan staffnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini.
  • Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staff dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
C. Functional Organization. Diciptakan oleh Frederick W. Taylor. Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh. Ada beberapa ciri-cirinya, yaitu :
  • Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
  • Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan.
  • Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis.
  • Target-target jelas dan pasti.
  • Pengawasan ketat.
  • Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.
Keuntungan-keuntungan dari penggunaan bentuk organisasi ini adalah :
  • Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal.
  • Para pegawai bekerja sesuai keterampilannya masing-masing.
  • Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan.
  • Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib.
  • Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
  • Pembidangan tugas menjadi jelas.
Adapun beberapa kelemahan dari penggunaan bentuk organisasi ini, yaitu :
  • Pekerjaan seringkali sangat membosankan.
  • Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian yang lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
  • Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.
D. Line & Functional Organization. Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan. Bentuk organisasi ini memiliki ciri-ciri :
  • Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
  • Terdapat spesialisasi yang maksimal.
  • Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pembagian kerja.
Terdapat kebaikan dari bentuk organisasi ini, yaitu :
  • Tingginya solidaritas.
  • Tingginya kedisiplinan.
  • Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan dengan maksimal.
  • Pekerjaan–pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan.
Sedangkan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah :
  • Kurang fleksibel dan Tour of  Duty.
  • Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari 1 orang.
  • Spesiaisasi memberikan kejenuhan.
E. Line, Functional, And Staff Organization. Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari Line & Functional Organization. Ciri-ciri dari bentuk organisasi ini antara lain :
  • Organisasi besar dan kadang sangat ruwet.
  • Jumlah karyawan banyak.
  • Mempunyai 3 unsur karyawan pokok, yaitu karyawan dengan tugas pokok (Line Personal), karyawan dengan tugas bantuan (Staff Personal), karyawan dengan tugas operasional fungsional (Functional Group).
F. Committee Organization. Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan secara kolektif. Organisasi ini terdiri dari :
  • Executive Committee (Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang.
  • Staff Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staff.
Ciri-ciri dari bentuk organisasi ini adalah :
  • Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif.
  • Adanya hak, wewenang dan tanggungjawab  yang sama dari masing-masing anggota dewan.
  • Asas musyawarah sangat ditonjolkan.
  • Organisasinya besar & struktur tidak sederhana.
  • Biasanya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga, dll.
Kebaikan dari bentuk organisasi ini, antara lain :
  • Pelaksanaan Decision Making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan.
  • Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil.
  • Dengan adanya Tour of Duty maka pengembangan karier akan terjamin.
Sedangkan keburukan dari bentuk organisasi ini, yaitu :
  • Proses Decision Making sangat lambat.
  • Biaya operasional rutin sangat tinggi.
  • Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab.


Struktur Atau Skema Organisasi 

Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi, komponen-komponen dalam tiap organisasi memiliki ketergantungan. Sehingga jika suatu komponen baik, maka akan berpengaruh pada komponen lainnya dan organisasi tersebut.
Menurut Keith Davis ada 6 bagian bentuk Struktur Organisasi, yaitu :
  • Bentuk Vertikal. Dalam bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
  • Bentuk Mendatar/Horizontal. Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kearah kanan atau sebaliknya.
  • Bentuk Lingkaran. Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinannya sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang lingkaran.
  • Bentuk Setengah Lingkaran. Yaitu bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kearah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
  • Bentuk Elliptical. Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah digambarkan dengan pusat Elips kearah bidang Elips.
  • Bentuk Piramid Terbalik. Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam susunan berbentuk Piramid terbalik.
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagian lingkaran, bagian Elips dan bagian sinar. Bagian Pyramid dapat disusun dari bawah kearah atas, bagian mendatar dapat disusun dari kanan kearah kiri, bagian menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagian setengah lingkaran dapat disusun dari pusat lingkaran kearah bidang atas lingkaran, bagian setengah Elips dapat disusun dari pusat Elips kearah bidang atas Elips. Dalam bagian lingkaran, bagian Elips dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak diatas, tetapi ini semua tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya. Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut :
Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagian-bagian organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagian mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, Elips dan Piramida terbalik.

Macam-macam Skema Organisasi berdasarkan teknik atau cara membuatnya, yaitu :
  • Skema Organisasi Tegak Lurus Dari Atas Kebawah.
  • Skema Organisasi Mendatar Dari kiri kekanan.
  • Skema Organisasi Gabungan Tegak Lurus dan Mendatar.
  • Skema Organisasi Lingkaran.
  • Skema Organisasi Gambar.
Macam-macam Skema Organisasi berdasarkan isi atau fungsi didalamnya, antara lain :
  • Skema Organisasi Fungsional. Menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang lain dan saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
  • Skema Organisasi Jabatan. Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing, tetang cara bekerja, apa yang harus ia lakukan dan pencapaian yang ia dapatkan.
  • Skema Organisasi Nama. Menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan, yang mengejarkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya
  • Skema Organisasi Nama dan Jabatan. Menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para pejabat dalam suatu organisasi.
  • Skema Organisasi Struktur. Menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut, dan juga fungsi-fungsi antara bagian-bagian itu satu sama lain yang saling berhubungan dan juga saling membantu.


Jumat, 09 November 2012

Macam-Macam Organisasi Dari Segi Tujuan

Perkembangan ekonomi telah mendorong terbentuknya organisasi dalam berbagai bentuk. Dari segi unit usaha maupun dari segi tujuan yang ada disekeliling kita, dapat diamati bahwa masing-masing unit usaha mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik dari segi skala usaha untuk mencapai tujuan masing-masing organisasi, kepemilikan, permodalan, pembagian laba sampai tanggung jawab. Berdasarkan karakteristik yang berbeda tersebut maka tiap unit usaha memerlukan pengelolaan yang berbeda pula. Setiap organisasi yang didirikan dapat berbentuk Organisasi Niaga (Perseroan Terbatas, CV, Joint Ventura, Fa, Koperasi, Trust, Kartel, Holding Company), Organisasi Sosial maupun Organisasi Regional dan Internasional. Berbagai organisasi-organisasi tersebut memiliki karakteristik yang beraneka ragam yang dapat menghasilkan keuntungan dan kerugian masing-masing. Apabila kita ingin mendirikan suatu unit bisnis, maka kita akan memilih bentuk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mendapatkan tujuan dari unit bisnis atau organisasi tersebut. Keragaman bentuk organisasi yang ada dapat dibedakan secara jelas ketika kita membandingkan toko kelontong, supermarket, konsultan hukum, atau perusahaan otomotif. Masing-masing unit bisnis atau organisasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Demikian pula yang akan kita bahas pada makalah ini seperti Organisasi Niaga, Regional dan Internasional, antara klasifikasi disetiap masing organisasi-organisasi tersebut terdapat perbedaan karakteristik pada pembentukan organisasi, tujuan organisasi maupun segi keuntungan organisasi sendiri.


Organisasi Niaga

Organisasi Niaga adalah suatu organisasi yang sifatnya untuk mencapai suatu keuntungan. Organisasi ini sering kita temui dalam kehidupan yang berbasis globalisasi saat ini, dengan faktor ekonomi yang semakin berkembang menjadikan Organisasi Niaga semakin pesat pula. Adapun macam-macam Organisasi Niaga ini antara lain sebagai berikut :
1. Perseroan Terbatas (PT), yaitu organisasi bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal 2 orang dengan tanggungjawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Didalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya. Para pemegang saham mempunyai tanggungjawab yang terbatas pada modal yang telah disertakan, dan tidak ikut menanggung utang-utang yang dilakukan oleh perusahaan, dalam arti bahwa kekayaan pribadi pemilik tidak ikut menanggung utang-utang perusahaan. Pemegang saham merupakan pemilik dari PT yang mempunyai hak-hak tertentu seperti :
  • Memilih Direksi.
  • Meneliti jalannya perusahaan.
  • Menyetujui tambahan saham, sebelum salah dijual/dikeluarkan.
  • Menentukan manajemen.
2. Perseroan Komanditer (CV), yaitu suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh 2 orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya. 1 pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif. Adapun ciri dan sifat CV yaitu sebagai berikut : 
  • Sulit untuk menarik modal yang telah disetor.
  • Modal besar karena didirikan banyak pihak.
  • Mudah mendapatkan kredit pinjaman.
  • Ada anggota aktif yang memiliki tanggungjawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan.
  • Relatif mudah untuk didirikan.
  • Kelangsungan hidup perusahaan CV tidak menentu.
3. Firma (FA), yaitu asosiasi antara 2 atau lebih individu sebagai pemilik untuk menjalankan perusahaan dengan tujuan mendapatkan laba. Untuk mendirikan Persekutuan Firma tidak dibutuhkan pengakuan resmi dari instansi pemerintah. Sifat dari Persekutuan Firma ini antara lain sebagai berikut : 
  • Bentuk Firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha berskala besar maupun kecil.
  • Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada 1 lokasi, atau perusahaan besar yang mempunyai cabang atau kantor di banyak lokasi.
  • Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari Persekutuan Firma untuk tujuan usahanya.
  • Pembubaran Persekutuan Firma akan tercipta apabila terdapat salah satu sekutu mengundurkan diri atau meninggal.
  • Tanggungjawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya.
  • Harta benda yang diinvestasikan dalam Persekutuan Firma tidak lagi dimiliki secara terpisah oleh masing-masing sekutu.
  • Masing-masing sekutu berhak memperolah pembagian laba Persekutuan Firma.
Adapun kelebihan dari Persekutuan Firma,yaitu :
  • Relatif mudah dalam pendirian dan pembubaran.
  • Kebebasan serta keluwesan dalam kegiatannya.
  • Suatu kesatuan usaha yang melaporkan pajak, bukan yang membayar pajak.
Kekurangan Perseroan Terbatas dibanding Firma, yakni :
  • Membutuhkan modal yang cukup besar.
  • Kesatuan usaha yang membayar pajak, laba perseroan terkena tarif pajak perseroan.
4. Koperasi. Pengertian Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada rasa persamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota. Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat juga bekerja sama dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun perusahaan negara. Adapun beberapa ciri-ciri dari Koperasi, yaitu :
  • Perkumpulan orang.
  • Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.
  • Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya, pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
  • Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.
  • Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan prinsip kebersamaan.
  • Dalam rapat anggota tiap anggota masing-masing atau suara tanpa memperhatikan jumlah modal masing-masing.
  • Setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota berganti) sehingga dalam koperasi tidak terdapat modal permanen.
  • Seperti halnya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) maka Koperasi mempunyai bentuk Badan Hukum.
  • Menjalankan suatu usaha
  • Penanggungjawab koperasi adalah pengurus.
  • Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesar-besarnya.
  • Koperasi adalah usaha bersama kekeluargaan dan kegotong-royongan. Setiap anggota berkewajiban bekerja sama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para anggota.
  • Kerugian dipikul bersama antara anggota. Jika koperasi menderita kerugian, maka para anggota memikul bersama. Anggota yang tidak mampu dibebaskan atas beban/tanggungan kerugian. Kerugian dipikul oleh anggota yang mampu.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 Pasal 3, Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
5.Joint Venture. Di Indonesia biasa disebut usaha patungan, yaitu entitas yang dibentuk oleh 2 pihak atau lebih untuk menyelenggarakan aktivitas ekonomi bersama. Pihak-pihak yang terlibat sepakat untuk membentuk entitas baru, masing-masing menyetorkan modal, berbagi resiko dan keuntungan, serta kendali atas entitas tersebut. Joint Venture bisa dibentuk hanya untuk 1 projek tertentu, lalu dibubarkan. Akan tetapi, Joint Venture juga bisa saja dibentuk untuk hubungan bisnis yang berkelanjutan. Joint Venture berbeda dengan aliansi strategik (Strategic Alliance). Dalam aliansi strategis, pihak-pihak yang terlibat tidak perlu menyetorkan modal dan kesepakatannya lebih longgar dibandingkan Joint Venture.
6. Trust, yaitu suatu pondasi dari bisnis. Suatu transaksi bisnis antara 2 pihak atau lebih akan terjadi jika masing-masing pihak saling mempercayai satu dengan lainnya. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus dibangun sejak awal dan dapat dibuktikan kepercayaannya. Hal ini sangat penting agar kerjasama dapat tercipta dengan efektif.
7. Kartel, yaitu kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. Berdasarkan hukum anti monopoli, Kartel dilarang dihampir semua negara. Walaupun demikian, Kartel tetap ada baik dalam lingkup nasional maupun internasional, formal maupun informal. Berdasarkan definisi ini, 1 entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak dapat dianggap sebagai suatu Kartel, walaupun dapat dianggap bersalah jika menyalahgunakan monopoli yang dimilikinya. Kartel biasanya timbul dalam kondisi oligopoli, dimana terdapat sejumlah kecil penjual.
8. Holding Company, yaitu perusahaan utama yang membawahi beberapa perusahaan yang tergabung ke dalam 1 grup perusahaan. Melalui pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan, bertujuan untuk meningkatkan atau menciptakan nilai pasar perusahaan (Market Value Creation).

Organisasi Sosial

Organisasi Sosial adalah sekumpulan orang atau individu dalam suatu kelompok yang saling berinteraksi dan bekerja sama yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Adapun ciri-ciri dari Organisasi Sosial, antara lain sebagai berikut :
  • Rumusan batasan-batasan operasional dari suatu organisasi jelas.
  • Menetapkan para anggotanya secara formal.
  • Memiliki identitas yang jelas.
  • Mempunyai struktur administrasi yang berbeda dengan organisasi lain.
  • Organisasi sah setelah melalui suatu prosedur hukum, missal akta notaris.
  • Adanya peraturan yang tertulis untuk mengawasi para anggotanya.
Terdapat juga beberapa tipe-tipe Organisasi Sosial, yaitu :
A. Organisasi Formal, yaitu organisasi yang dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan menurut ketentuan yang resmi dan memiliki peraturan yang tegas. Ciri-ciri pokok dari Organisasi Formal,yaitu :
  • Pola komunikasi relatif mapan.
  • Disiplin kerja diatur secara formal.
  • Pengorganisasian jelas.
  • Ada kekhususan keahlian/profesionalisme.
  • Tujuan terencana dengan jelas.
Organisasi Formal juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu :
  • Sedikit kesempatan bawahan untuk memberikan jawaban atas pesan dan instruksi atasan.
  • Kompleksnya jaringan sosial.
  • Kecenderungan keterlibatan bawahan untuk turut ikut campur dalam proses musyawarah dan pembuatan keputusan sedikit.
2. Organisasi Informal, yakni organisasi dimana para anggotanya dalam usaha mencapai tujuannya dilakukan atas dasar hubungan pribadi dengan struktur informal dan tidak ditentukan secara resmi. Ada beberapa ciri-ciri Organisasi Informal, antara lain :
  • Proses pembentukan didasarkan pada kepentingan bersama.
  • Hubungannya informal.
  • Jumlah anggotanya relatif kecil.
  • Adanya kegemaran yang relatif sama diluar organisasi.
  • Disiplin kerja didasarkan pada kesadaran pribadi.
Kelemahan Organisasi Informal, yaitu : 
  • Banyak kesulitan untuk mengambil keputusan karena keterlibatan bawahan tidak terbatas.
  • Kapasitas hasil kerja relatif rendah karena anggotanya terbatas.
  • Banyak waktu luang yang dipergunakan diluar lingkup organisasi.

Organisasi Regional Dan Internasional

Organisasi Regional adalah organisasi yang luas wilayah kegiatannya bersifat regional, dan keanggotaannnya hanya diberikan bagi negara-negara pada kawasan tertentu saja. Berikut ini contoh dari Organisasi Regional, yaitu :
  • APEC : Asia Pasific Economic Cooperation, yaitu organisasi kerja sama negara-negara kawasan Asia Pasifik dibidang ekonomi.
  • EEC : Europe Economic Community (Masyarakat Ekonomi Eropa) kawasan Eropa.
  • Dll. 
Peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi regional sangat berbeda bergantung pada karakteristik organisasi tersebut. Karakteristik ini dipengaruhi oleh faktor letak geografis, ketersediaan sumber-sumber dan struktur organisasinya. Perbedaan faktor-faktor ini akan mempengaruhi bentuk Organisasi Regional dan organ-organ yang menopangnya. Perbedaan karakter ini juga yang nantinya akan berpengaruh pada mekanisme dan prosedur penyelesaian berbagai konflik yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa antara anggota dalam sebuah Organisasi Regional.

Organisasi Internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia yang memiliki tujuan bersama mencapai persetujuan yg juga merupakan isi dari perjanjian atau Charter. Macam-macam Organisasi Internasional antara lain : 
  • PBB (United Nations atau UN), adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
  • NATO (North Atlantic Treaty Organisation) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa perancis : l’Organisation du Traité de l’Atlantique Nord (OTAN).
  • Dll.

Sumber :

Rabu, 07 November 2012

Ciri-Ciri, Unsur dan Teori Organisasi

Ciri-Ciri Organisasi

Ilmu organisasi merupakan ilmu yang penting dimiliki, karena dalam kehidupan kita tidak lepas dari organisasi. Dimulai dari lingkungan yang sederhana dari keluarga, hingga struktur yang rumit seperti organisasi pemerintahan. Adapun ciri-ciri organisasi antara lain :
  • Mempunyai tujuan & sasaran.
  • Mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.
  • Adanya kerja sama dari sekelompok orang.
  • Mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah :
  • Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas. Organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
  • Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
  • Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Menurut Berelson dan Steiner (1964:55),  sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
  • Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
  • Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (Impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “Birokrasi”.
  • Lamanya (Duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi.


Unsur-Unsur Organisasi

Setiap bentuk organisasi mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
  • Man (Orang-Orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah Pegawai atau Personel. Pegawai atau Personel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (Administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (Non Management/Workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (Man Power) organisasi.
  • Kerjasama, yaitu suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi Administrator, Manajer, dan pekerja (Workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (Man Power) organisasi.
  • Tujuan Bersama, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (Network).
  • Peralatan (Equipment), yaitu yang terdiri dari semua sarana berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung, bangunan, kantor, dll).
  • Lingkungan (Environment), misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (Policy), strategi, anggaran (Budgeting), dan peraturan-peraturan (Regulation) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu,
Secara garis besar organisasi mempunyai 3 unsur, yaitu :
  • Manusia.
  • Kerjasama.
  • Tujuan bersama-sama
Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan mempunyai satu kesatuan. dari berbagai macam teori organisasi yang di kemukakan oleh para ahli tidak ada satu pun yang memiliki kebenaran mutlak. dan antara teori organisasi yang satu dengan yang lain saling melengkapi.


Teori Organisasi

Teori Organisasi muncul pada abad 19 yang dilatarbelakangi oleh revolusi Inggris dan kelahiran perusahaan raksasa yang ada di Amerika Serikat. Ada beberapa Teori Organisasi, yaitu :

1. Teori Organisasi Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “Teori Tradisional” atau disebut juga “Teori Mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Dikatakan Teori Mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah Onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Definisi Organisasi menurut Teori Klasik yaitu organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan- peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama. Teori Organisasi Klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. 4 unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal yaitu :
  • Sistem kegiatan yang terkoordinasi.
  • Kelompok orang.
  • Kerjasama.
  • Kekuasaan & Kepemimpinan.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yang dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
A. Teori Birokrasi, dikembangkan dari Ilmu Sosiologi, Dikemukakan oleh “Max Weber” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”. Istilah "Birokrasi" berasal dari kata "Legal" & "Rasional". “Legal” disebabkan adanya wewenang dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas. Sedangkan “Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai. Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber :
  • Pembagian kerja.
  • Hirarki wewenang.
  • Program rasional.
  • Sistem prosedur.
  • Sistem aturan hak kewajiban.
  • Hubungan antar pribadi yang bersifat Impersonal.
B. Teori Administrasi, langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi, teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika. Henry Fayol membagi kegiatan industri menjadi 6 kelompok,yaitu :
  • Kegiatan Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi).
  • Kegiatan Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran).
  • Kegiatan Financial (Penggunaan Optimum Modal).
  • Kegiatan Keamanan.
  • Kegiatan Akuntansi.
  • Kegiatan Manajerial.
C. Teori Manajemen Ilmiah, dikembangkan tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Definisinya yaitu penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi atau seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja. Frederick Winslow Taylor menuangkan ide dalam 3 makalah, yaitu “Shop Management”, “The Principle Oif Scientific Management” dan “Testimony before the Special House Comitte”. Dari 3 makalah tersebut lahir sebuah buku berjudul “Scientific Management”. Berkat jasa-jasa yang sampai sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen modern maka Frederick Winslow Taylor dijuluki sebagai “Bapak Manajemen Ilmiah”. 4 kaidah Manajemen menurut Frederick Winslow Taylor :
  • Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan.
  • Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan.
  • Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
  • Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah.
2. Teori Organisasi Neoklasik
Aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan Manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan Teori Klasik dan teori merupakan penyempurnaan Teori Klasik. Teori ini menekankan pada “Pentingnya Aspek Psikologis dan Sosial Karyawan Sebagai Individu Ataupun Kelompok Kerja”. Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya :
  • Partisipasi.
  • Perluasan kerja.
  • Manajemen Bottom Up.
3. Teori Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan 2 teori sebelumnya yaitu Klasik dan Neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori Klasik dan Neoklasik. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin Survival atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Sumber :
http://zeincom.wordpress.com/2011/10/22/cuoto/
http://maliqren.wordpress.com/2011/11/27/ciri-ciri-organisasi/
http://3rest.wordpress.com/2011/10/17/ciri-ciri-dan-unsur-unsur-organisasi/
http://echanfebriharvandha.blogspot.com/2011/10/teori-organisasi.html